Contoh Gambar Tempat Ibadah – Vihara Bio Boen Hay, tempat ibadah yang terletak di Jalan Pasar Lama Serpong, RT 014 RW 005 Cilinggang, Tangsel, merupakan tempat ibadah kuno etnis Tionghoa-Buddha yang ada di kawasan Tangsel. (KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR)

SELATAN TANGERANG, KOMPAS.com – Vihara Boen Hay Bio merupakan tempat ibadah kuno umat Buddha dan etnis Tionghoa yang terletak di kawasan selatan Tangerang.

Contoh Gambar Tempat Ibadah

Di kiri dan kanan tempat suci utama, satu meter dari pintu masuk, terdapat patung Dewa Harimau. Sepasang patung dewa harimau berperan sebagai penjaga di pintu candi.

Vihara Buddhagaya Watugong

Beberapa meter di belakang altar utama, Anda bisa melihat altar kedua yang menampung patung dewa langit bernama Sam Kwan Tai Te.

Setelah altar kedua, patung naga berdiri kokoh menempel pada pilar kiri dan kanan menuju altar tuan rumah.

Kelenteng Boen Hay Bio mempunyai dua buah lampu yaitu lampu minyak dan lampu LED Kimsin atau patung dewa.

Bener Meriah Resmi Ditetapkan Sebagai Tuan Rumah Mtq 2021

Patung dewa harimau diletakkan di altar bawah, sesuai dengan patung harimau yang biasa hidup di tanah atau daratan.

Selain ketiga altar tersebut, masih terdapat altar lain di sudut kiri lantai satu candi, yaitu Altar Dewi Kwan Se Im Po Sat, Altar Hok Tek Ceng Sin, Altar Kwee Seng Ong, Altar Thay Siang Lo Kun, Tay Altar Sui. dan Altar Ci Kung Hok.

Kemudian di lantai atas terdapat dua tempat suci yang berdampingan, yaitu tempat suci berisi para Dewa dan Dewi dan tempat suci Dewa Gotama.

Ini Profil Agama Baha’i Yang Tengah Viral Setelah Disebut Menag

Dapatkan berita pilihan dan berita terhangat di Kompas.com setiap hari. Bergabunglah dengan grup Telegram “Kompas.com News Update” dengan mengklik link https://t.me/kompascomupdate, lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Jixie mencari berita yang mendekati preferensi dan minat Anda. Kumpulan berita ini disajikan sebagai berita kurasi yang lebih relevan dengan minat Anda.

Penyesalan Leona Dosan Usai Pukul Pacarnya Dua Kali dan Serang Polisi: Akui Kesalahan dan Bertanggung Jawab Dibaca 2.883 kali

Menjaga Keutuhan Nkri Melalui Rumah Ibadah

Data Anda akan digunakan untuk memverifikasi akun Anda ketika Anda memerlukan bantuan atau jika aktivitas yang tidak biasa terdeteksi di akun Anda. Vihara adalah tempat ibadah umat Buddha. Di masa lalu, biara adalah tempat para biksu tinggal, berkumpul, belajar, dan beribadah. Saat ini, agama Buddha lebih banyak bercampur dengan Konfusianisme, sehingga biara berperan sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya. Kegiatan di vihara biasanya meliputi doa, meditasi dan pembacaan Parita.

Dapat dikatakan bahwa arsitektur vihara identik dengan candi. Namun kenyataannya, fungsi vihara dan pura berbeda. Bedanya, vihara merupakan tempat ibadah khusus umat Buddha, sedangkan candi merupakan tempat ibadah Tridharma atau tiga agama yaitu Khonghucu, Tao, dan Budha. Selain itu, perbedaan antara vihara dan vihara adalah vihara biasanya dijalankan oleh perempuan, sedangkan vihara biasanya dijalankan oleh laki-laki.

Dalam arsitektur monastik, biara biasanya mempunyai ciri-ciri yang sama dalam hal warna, interior, suasana, unsur pembentuk ruang, dan unsur estetika. Dari segi warna, vihara biasanya memiliki warna dominan, yaitu merah yang berarti menyenangkan dan menarik, serta emas yang berarti tertinggi. Dari segi interior, biara biasanya memiliki interior yang didesain dengan budaya Tionghoa, seperti proyeksi struktur, konstruksi atap menggunakan balok kayu, dan ukiran yang menggambarkan simbol-simbol tertentu.

Dputr Kab. Gresik

Dari segi suasana, vihara ini memiliki musala yang memberikan kesan religius dengan asap dupa atau wangi dupa, tongkat berwarna merah yang menenangkan dan mengukur waktu. Ada juga yang percaya bahwa membakar dupa akan menghilangkan hawa negatif dan melakukan pemujaan atau meminta pertolongan kepada dewa. segera Dari segi unsur pembentuk ruangan, pada dinding vihara biasanya terdapat gambar atau relief dewa dan dewi yang dipuja atau gambar lain yang mempunyai makna. Dari segi unsur estetika, biara biasanya memiliki patung binatang yang dipercaya memiliki kekuatan. Contoh hewan tersebut adalah naga, singa dan lain-lain.

Ada beberapa vihara di Indonesia yang bersejarah, unik dan dikenal sebagai tempat wisata religi. Contohnya adalah Buddhagaya Vatu Gong di Vihara Semarang. Vihara ini dianggap sebagai vihara pertama di Indonesia yang didirikan sekitar tahun 1950 setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Vihara ini juga memiliki dua bangunan utama yaitu bangunan Dhammasala dan Pagoda Avalokitesvara serta beberapa monumen lainnya.

Pagoda Avalokiteshvara di Biara Buddhagaya Watu Gong merupakan salah satu bangunan paling khas dengan warna merah dan kuning yang menjadi ciri khas budaya Tiongkok. Patung Bodhisattva Avalokiteshvara berdiri kokoh di dalam pagoda yang dikenal sebagai pagoda tertinggi di Indonesia dengan tinggi 45 meter. Pagoda ini biasanya digunakan untuk melakukan ritual Tjiam Shi. Ritual untuk mengetahui nasib seseorang.

Wisata Religi Masjid Agung Kota Sukabumi, Bukan Sekadar Tempat Ibadah Halaman All

Selain Vihara Buddhagaya Watu Gong, Kota Semarang mempunyai vihara tertua di Banten yaitu Vihara Avalokiteshvara. Vihara ini diyakini dibangun sejak abad ke-16 dan kemungkinan besar Sunan Gunung Jat lah yang membangun Vihara Avalokitesvara untuk istrinya yang merupakan keturunan kaisar Tiongkok. Ada kemungkinan juga vihara ini dibangun pada masa keemasan Kerajaan Banten yang saat itu diperintah oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Biara ini juga memiliki warna merah yang khas dan ciri estetisnya antara lain pilar batu berukir naga serta patung dewa dan dewi.

Karena keunikan dan sejarah vihara di Indonesia, banyak vihara yang menjadi tempat wisata religi. Vihara ini dibuka untuk umum untuk menikmati keindahannya dan tentunya sebagai tempat peribadatan bagi para pengikutnya. Tempat ibadah umat Hindu adalah pura. Di Indonesia, pura ini banyak terletak di Pulau Bali yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu.

Pura ini tidak hanya menjadi tempat peribadahan tetapi juga menjadi pusat kegiatan umat Hindu seperti berkumpulnya masyarakat, komunikasi, pengembangan kebudayaan dan lain sebagainya, seperti dikutip dari situs Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Saatnya Murnikan Rohani Bersama Wisata Religi Bank Dki — Jakone Mobile Bank Dki

Menurut kitab suci umat Hindu, Weda, di dalamnya tercantum tempat-tempat yang disebut suci dan tempat-tempat suci bagi tegaknya ibadah umat Hindu. Tempat-tempat seperti gunung, danau, muara sungai, pantai, laut, dll dianggap nilai sakral.

Oleh karena itu, tempat ibadah umat Hindu biasanya berpusat di tempat-tempat tersebut dengan harapan umat Hindu mendapat pikiran suci (wahyu) ketika beribadah, demikian dilansir situs PHDI.

Menurut laporan penelitian tentang transformasi pura keluarga di Bali yang dimuat dalam Journal of Cultural Studies, pura berasal dari kata Sansekerta Pur yang berarti kota atau benteng.

Yayasan Cahaya Hati Gemilang: Santunan Akbar Ramadhan Dalam Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443h

Menurut buku Pendidikan Agama Hindu dan Karakter Kelas VI I Ketut Darta dan Duwijo terbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pura berarti tempat yang dikelilingi tembok dan merupakan tempat suci.

1. Pura adalah tempat peribadahan umat Hindu yang masih satu keluarga atau kekerabatan. Misalnya: Penolakan dan Cavitan

4. Pura adalah tempat ibadah bagi seluruh umat Hindu. Kuil itu bersifat umum. Contohnya: Pura Besak, Pura Goa Lowa, Pura Lampuyang Luhur, Pura Luhur Uluwatu, dan Pura Watukaru. Kuil atau pagoda (Hokkien: 廟, bio) adalah tempat ibadah bagi penganut kepercayaan tradisional Tiongkok. Karena penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering diidentikkan dengan penganut agama Konghucu di Indonesia, maka kelenteng sering dianggap sebagai tempat peribadahan Konghucu. Di beberapa daerah, pura disebut juga Tokong.

Tempat Ibadah Agama Konghucu Adalah ?

Kelenteng merupakan istilah “umum” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur Tionghoa, dan istilah ini hanya dikenal di Pulau Jawa saja, tidak dikenal di daerah lain di Indonesia, misalnya di Sumatera disebut bio; Di Sumatera Timur disebut am, dan penduduk asli kadang menyebutnya Pekong atau Bio; Di Kalimantan, masyarakat Hakka menyebut candi dengan istilah Thailand Pakkung, Pakkung Miau atau Shinmiau. Namun seiring berjalannya waktu, istilah “candi” menyebar dan mulai digunakan secara luas.

Dalam masyarakat Tiongkok, kuil lebih dari sekedar tempat ibadah. Selain Gongguan (Kongquan), kelenteng juga memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di masa lalu.

Kuil ini pertama kali dibangun pada tahun 1650 oleh Letnan Qui Hoen dan diberi nama Kwan Im Teng 觀音亭. Kuil ini didedikasikan untuk Kwan Im (觀音, Dewi Welas Asih atau Bodhisattva Avalokiteshvara). Menurut Kwan Im Teng, masyarakat Indonesia akhirnya lebih mengenal nama Kelenteng dibandingkan Vihara yang kemudian diucapkan menjadi Kelenteng hingga saat ini. Kuil ini juga disebut byo, yang merupakan dialek Hokkien dari karakter 廟 (miao). Ini adalah nama umum untuk kuil-kuil di Republik Rakyat Tiongkok.

Cari Jawaban Soal Kelas 4 Tema 7 Subtema 1: Keragaman Agama Di Indonesia, Kitab Suci, Tempat Ibadah, Dan Hari Besar Agama

Pada mulanya pura ini merupakan 祠 “Ci” (Rumah Abuh) leluhur atau tempat untuk menghormati para dewa, masing-masing marga membuat “Ci” untuk menghormati leluhurnya sebagai Rumah Abuh. Dewa dan dewi yang dihormati harus berasal dari marga tertentu yang semula dipuja oleh marganya. Seiring berjalannya waktu, penghormatan terhadap para dewa dan dewi memunculkan ruang-ruang khusus yang disebut kuil yang dapat menghormati berbagai klan dan suku. Di dalam candi Anda dapat menemukan (samping atau belakang) tempat-tempat yang didedikasikan untuk leluhur yang masih dihormati oleh kerabatnya. Kuil ini juga mempunyai tempat untuk mempelajari ajaran atau agama leluhur seperti Konghucu, Taoisme bahkan ada yang mempelajari ajaran Buddha. Selain sebagai tempat penghormatan terhadap leluhur, dewa dan dewi serta tempat mempelajari berbagai ajaran, pura juga digunakan sebagai tempat kedamaian bagi semua kalangan, tanpa membedakan suku dan agama.

Kelenteng adalah istilah umum untuk tempat ibadah Tionghoa, sehingga kelenteng sendiri terbagi dalam beberapa kategori yang mewakili Taoisme, Konfusianisme, Budha, agama rakyat atau Sam Kaw, masing-masing dengan tempat ibadah yang berbeda.

Banyak masyarakat awam yang belum mengetahui bahwa candi dan vihara merupakan tempat ibadah umat Buddha jauh sebelum pengaruh Taoisme masuk ke nusantara, sedangkan Konghucu sebagai agama merupakan fenomena baru setelah abad ke-20. Kelenteng merupakan kelenteng berarsitektur Tionghoa yang menjadi tempat peribadahan umat Buddha Tionghoa sejak masa kolonial Hindia Belanda. Kwan Im Teng pertama kali didirikan di Batavia sekitar tahun 1650 di kawasan Petak Sembilan dan kemudian berganti nama menjadi Jin De Yuan setelah kerusuhan tahun 1740 dan menjadi Vihara Dharma Bhakti pada masa Orde Baru. Kuil kuno Kwan Yim lainnya juga didirikan

Inspirasi Desain Ruang Ibadah Di Rumah Yang Simpel Dan Elegan

Mewarnai gambar tempat ibadah, gambar tempat ibadah kristen, gambar 6 tempat ibadah, gambar tempat ibadah katolik, contoh tempat ibadah, gambar tempat ibadah wihara, gambar tempat ibadah pura, gambar tempat ibadah indonesia, gambar tempat ibadah agama, gambar 5 tempat ibadah, gambar tempat ibadah budha, gambar tempat ibadah