Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur Dan Kaidahnya – Dalam artikel tentang cara mengidentifikasi teks anekdot, Anda akan melihat apa itu teks anekdot dan perbedaannya dengan sindiran. Sederhananya, teks anekdot berasal dari peristiwa nyata dan mempunyai tujuan penting.
Di tengah malam, seorang petugas nakal sedang memancing di sungai. Petugas tidak melihat sungai meluap. abu-abu!
Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur Dan Kaidahnya
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Bagian atas dan bawahnya tersapu bersih. Ketika dia bangun, dia berada di rumah tetangga. Dia beruntung seseorang menyelamatkannya. Tak lupa, petugas tersebut mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah membantunya.
Analisislah Struktur Teks Anekdot Tersebut! Abstraksi Orientasi Krisis Reaksi Koda
Saat menganalisis teks anekdot, kami memiliki alat analisis. Pertama, sifat teksnya. Kedua, penulis teks. Dan ketiga, melengkapi teks anekdot tersebut. Jadi mari kita mulai dari awal.
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
1) Abstrak: bagian pendahuluan/penjelasan. 2) Status : permulaan suatu peristiwa (saat cerita mulai terungkap). 3) Krisis: klimaks cerita. Tokoh-tokohnya sering mengalami konflik/masalah. 4) Respon: Apa yang harus dilakukan setelah menghadapi suatu masalah. 5) Koda : Bagian penutup yang menerima pesan/ulasan.
Jadi itulah sebagian dari makna anekdot tersebut. Paragraf pertama dimasukkan dalam abstrak karena merupakan pembukaan. Bait kedua dimasukkan ke dalam latar karena membawa cerita ke bagian konflik/masalah.
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Tentukan Struktur Teks Negosiasi Dan Kaidahnya
Ya, memang ada permasalahan antara warga dan pihak berwenang yang saling bertentangan. Pejabat itu mengatakan dia “bangga” dengan pekerjaannya. Di sisi lain, penduduk setempat tidak mengetahuinya. Niat sebenarnya dari penduduk setempat adalah untuk membantu hanya mereka yang menjauh, terlepas dari siapa yang membutuhkan bantuan.
Fase respon adalah ketika manajer memberikan respon terhadap permasalahan. Jadi dia berkata, “Untuk membantuku, kamu bisa meminta apa saja.” Petugas mengucapkan terima kasih karena telah diselamatkan oleh warga desa.
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Kini, kode tersebut berakhir, dengan warga memintanya untuk tidak menyebarkan berita bahwa dialah yang menyelamatkan bosnya. Di bagian ini, pesan/ulasan ditampilkan:
Telaahlah Struktur Teks Anekdot Tersebut!2.sebutkan Kebahasaan Yang Terdapat Dalam Teks
Ketidaktahuan tentang kehidupan dan kekayaan. Pada bagian ini pun kita “kaget” dengan perkataan warga yang bertentangan dengan hukum adat. Biasanya jika kita diberi kesempatan untuk meminta sesuatu, kita pasti akan mengajukan permintaan yang paling besar. Uang, atau mobil, atau apa pun yang kita butuhkan. Namun berbeda dengan apa yang dilakukan penduduk desa ini. Ia meminta agar namanya tidak dipublikasikan.
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Lanjutkan, oke? Jika kita analisa berdasarkan bahan sastra yang ada, kita dapat melihat teks anekdot pada 7 poin:
1) tema 2) tokoh dan tokoh 3) latar 4) alur 5) makna isi 6) pesan 7) nilai-nilai dalam kehidupan
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Modul Teks Anekdot Kelas X Ok
Tentu saja, Anda dapat menggunakan alat ini untuk menganalisis semua jenis cerita/teks. Ini tidak terbatas pada teks anekdot. Bagian ini tampak jelas dari teks di atas. Mulai dari cerita bertema “kebenaran” penguasa dan warga, penataan sungai dan rumah warga, hingga barang-barang yang bisa diambil.
Sampai pada akhir. Bagaimana kita dapat memahami teks anekdot dari sudut pandangnya. Setidaknya ada 5 hal yang bisa kita cermati:
Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya
- contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah bahasa
- contoh teks anekdot beserta kaidah dan struktur nya
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidah kebahsaan
- Contoh teks anekdot beserta struktur dan kaidahnya?
Mohon bantuannya 🙂 - Contoh teks anekdot (singkat) beserta strukturnya dan kaidah bahasanya
- contoh teks anekdot beserta kaidah kebahasaan dan struktur nya.
- teks anekdot beserta struktur dan kaidah
strukturnya abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda
struktur teks anekdot : – abstrasi , orientasi, krisis, reksi,koda
Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan
AbstraksiBanjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia khususnya ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin menjadi berita utama di berbagai media berita.
Orientasi
Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memperihatikannya kondisi area yang terkena banjir.Krisis
Namun dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pelaporan banjir besar yang melanda, karena orang Jakarta tidak mengukur dengan satuan ‘centimeter’, ‘meter’, dan ‘inchi’. Tapi menggunakan ukuran sendiri, yaitu dengan ukuran ‘mata kaki’, ‘dengkul’, ‘betis’, ‘pinggang’, bahkan ‘dada’!.Reaksi
Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai pemikirannya.Koda
Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan ukuran centimeter.
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
struktur : tokoh, latar, alur, bagian yang lucu, pelajaran yang diambil
Teks Anekdot Singkat Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.
Contoh Teks Anekdot Tulisan
Al kisah disebuah rumah
sakit tepatnya di ruang mayat ada 3 mayat yang baru saja tiba,
masuklah dua orang pria yang diketahui adalah seorang dokter dan anak
yang baru magang dirumah sakit itu.ketika
sampai di dalam lantas sang pria magang ini terkejut karena ia melihat mayat
tadi masih dalam keadaan tersenyum ketika dibuka penutupnya, lantai ia bertanya
kepada sang dokter senior.Pria Magang : Dok kenapa
dengan mayat yang satu ini ? kok senyum begini.Dokter
: Oh dia meninggal sewaktu dirinya baru saja mendapatkan harta warisan,
sehingga ia terkejut dan meninggal.Pria Magang : Sambil penasaran
sang pria magang ini lantas membuka mayat yang satu lagi dan juga tersenyum,
dia tanya lagi ke dokter, kalau ini kenapa dok kok senyum juga ?Dokter : Oh itu dia mati
ketika mendengar dirinya mendapat jabatan baru, dia terkejut dan meninggal
seketika.Pria Magang : Ia bertambah
penasaran lalu membuka mayat yang ketiga dan betapa terkejutnya ia melihat
mayat ketiga juga tersenyum malah lebih lebar sampai giginya terlihat.Dokter : Oh kalu yang itu
dia tersambar petir,Pria Magang : Loh Kok bisa dok
! kesambar petir senyum gitu ?Dokter : Dia mengira
sedang di foto masGubernur dan Burung Beo Peliharaannya
Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang asik mengobrol lalu sampailah mereka pada
moment tanya jawab antar keduanya, berikut ini percakapannya.Gubernur A : “Saya pernah
melihat ada burung beo yang bisa dua bahasa sekaligus, dan burung itu bisa
dengan mudahnya mengucapkan dua bahasa dengan baik dan bagus, yaitu bahasa
inggris dan jepang.Gubernur B : Ah yang bener ?
Gubernur A : iya betul, juka
kaki kanannya ditarik dia akan bicara bahasa inggris, dan jika kaki kirinya
ditarik dia akan berbicara bahasa rusia, hebat bukan!Gubernur B : “Wah
hebat-hebat!”Gubernur A : “Gimana kalo dua
kakinya ditarik ?Gubernur B : “Pasti burung
beo akan berbicara 2 bahasa sekaligus kan!Gubernur A : “Salah!”
Gubernur B : “atau dua
bahasanya jadi campur aduk gitu!”Gubernur A : Salah
Gubernur B : Lah terus gima
??Gubernur A : Yang jelas kalo
2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!Gubernur B : “Wah jangan
main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma di
dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Tiba-tiba
saja burung beo yang ada di dekat mereka berdua tersebut bersuara “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.Struktur dan Penjelasannya
Abstraksi : Alkisah
ada dua orang gubernur yang sedang mengobrol dan terlibat tanya jawab.Orientasi : Suasana
dalam cerita yang cukup mengherankan ada dua orang gubernur kok mainan beo.Krisis : “Yang
jelas kalo 2 kakinya ditarik, burung beonya pasti jatuh dari sarangnya, oon!”Reaksi : “Wah
jangan main-main ya sama saya, biar gini juga saya adalah gubernur, walalu cuma
di dalam rumah tangga, masa kamu bilang aku oon!”Koda : “Gubernur
oon… Gubernur oon,,,,, Gubernur oon,,,,!” dengan nyaring dan berulang kali.
kaidah: mendidik dan bersifat menghibur
Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang sangat lucu, akankah gagak memiliki maksud untuk mengkritik. Yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang lucu dan bisa menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Jawaban:
Contoh Teks Anekdot Singkat
Bikin Undang-undang
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota.
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir.
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Struktur Teks Anekdot
Kosasih (2017: 5) mengemukakan bahwa teks Anekdot memiliki lima struktur teks di antaranya: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut adalah penjelasannya.
Abstraksi,
adalah pendahuluan yang menceritakan atau mengungkapkan latar belakang dan gambaran umum mengenai isi suatu teks.
Orientasi,
merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah adalah penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.
Krisis atau komplikasi,
bagian utama dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian inilah terdapat kelucuan atau kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa sekaligus sindiran atau kritik yang disampaikan.
Reaksi,
adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sesederhana tertawa, sikap mencela/menyindir, atau mengiakannya sebagai bentuk ironi.
Koda,
merupakan kesimpulan dan pertanda berakhirnya cerita. Koda dapat memuat komentar, persetujuan, atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2017, hlm. 9) Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Berdasarkan hal tersebut, secara kebahasaan anekdot memiliki karakteristik sebagai berikut.
Banyak menggunakan kalimat langsung ataupun tidak langsung.
Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang disamarkan.
Banyak menggunakan keterangan waktu. Hal ini terkait dengan bentuk anekdot yang berupa cerita, disajikan secara kronologis atau mengikuti urutan waktu.
Menggunakan kata kerja material, yaitu kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun suatu kegiatan yang menyangkut ceritanya.
Banyak menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang bermakna kronologis (keterangan waktu), seperti: kemudian, akhirnya, lalu.
Banyak pula menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti: bahwa, ialah, sebab. Hal ini berkaitan langsung dengan dialog dari para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke kalimat tak langsung.
Sementara itu, Tim Kemdikbud (2017, hlm.95) mengutarakan bahwa unsur kebahasaan khas sebagai berikut:
Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Banyak menggunakan kalimat bergaya retoris atau kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu (kronologis) seperti: akhirnya, kemudian, lalu.
Menggunakan kata kerja aksi seperti: menulis, membaca, dan berjalan.
Menggunakan kalimat perintah atau imperative sentence.
Menggunakan kalimat seru, khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Penjelasan:
Jawaban:
Bodrex
Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!”
Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:
Abstrak : suatu hari dibulan puasa
Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!
Jadi bagian ini adalah tugasmu. Coba tulis di kolom komentar, bagaimana cara bercerita tentang tokoh tersebut, permasalahan yang muncul, candaan dan komentarnya. Anda bisa menganalisanya berdasarkan versi Anda (siapa tahu, setiap orang bisa mengambil nilai yang berbeda-beda kan?). Jangan lupa berikan alasan atas jawaban Anda! Jika ingin mempelajarinya dalam format video, tonton saja di Ruangbelajar! Buka bagian anekdot bahasa Indonesia! Itu di sana
Modul Bahasa Indonesia
Struktur teks anekdot, contoh cerita teks anekdot beserta strukturnya, teks anekdot beserta strukturnya, contoh teks berita beserta struktur dan kaidahnya, teks anekdot beserta gambarnya, contoh teks anekdot dan struktur nya, contoh teks anekdot politik beserta strukturnya, contoh teks anekdot beserta analisisnya, contoh teks anekdot lucu beserta strukturnya, contoh teks anekdot pendidikan beserta strukturnya, contoh teks anekdot beserta strukturnya, contoh teks anekdot beserta gambarnya