Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya – Salah satu bentuk sastra Melayu kuno adalah Hikayat. Cerita apa? Apa ciri-ciri hikayat tersebut? Yuk belajar bersama dengan artikel ini! –

Apa yang langsung terlintas di benak Anda ketika mendengar kata ‘saga’? Anda mungkin langsung teringat cerita berlatar istana dengan raja, tentara, dan elemen kerajaan lainnya. bukan? Jika itu yang Anda pikirkan, jangan salah! Banyak hikayat yang menceritakan kisah-kisah yang terjadi di istana dan raja.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Sebenarnya Gatha merupakan salah satu jenis prosa yang berkembang jauh sebelum cerpen atau novel ditulis di Indonesia. Tapi ini bukan hanya tentang Indonesia lho. Negara-negara yang terhubung dengan Indonesia, seperti Filipina, Thailand, Brunei, dan Malaysia, juga punya cerita serupa.

Bahasa Dan Sastra Pesantren (4): Fungsi Sastra Pesantren Dalam Sejarahnya

Hikayat adalah karya sastra kuno berbentuk prosa Melayu, berisi cerita, hukum, dan silsilah yang bersifat fiktif, religi, sejarah, biografi, atau gabungan dari ciri-ciri tersebut. Cerita berguna sebagai hiburan, penambah semangat berperang, atau sekedar hiburan. Contoh hikayat antara lain “Hang Tuah”, “Perang Palembang”, dan “Seribu Satu Malam”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Karena Gatha berasal dari bahasa Melayu, maka banyak Gatha yang ditulis dalam bahasa Melayu. Hikayat tersebut kemudian diolah kembali dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan agar pembaca lebih memahami isi hikayat tersebut.

Seperti yang telah disebutkan, hikayat dapat berfungsi sebagai cerita yang menghibur, atau sebagaimana mereka disebut pada waktu itu, penghiburan. Misalnya saja hikayat “Hang Tuah” yang berkisah tentang perjalanan seorang prajurit. Ada cerita yang membuat pembacanya merasa tersesat.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Doc) Rpp Bahasa & Sastra Indonesia X 2

Selain itu, ada juga hikayat yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan. Selain itu, terdapat hikayat yang ditulis dengan cerita yang disusun atas perintah kerajaan. Tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa takut pada musuh karena kerajaannya tampaknya yang terkuat. Hal ini juga dilakukan untuk melindungi kerajaannya dari serangan musuh.

Cerita mempunyai berbagai nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut adalah nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan moralitas manusia atau hubungan baik dan buruk. Cerita banyak mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan cerminan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Dongeng Sunda Pendek Yang Penuh Pesan Moral. Inspiratif!

Nilai-nilai agama merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan pribadi terhadap keberadaan Tuhan. Banyak cerita yang mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan untuk menguatkan keimanan.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Nilai-nilai sosial adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Melalui cerita, kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai sosial yang bisa melatih kita menjadi orang yang bisa rukun dengan orang lain.

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu daerah tertentu. Karena hikayat berasal dari bahasa Melayu, maka seseorang dapat belajar banyak tentang budaya Melayu dengan membaca hikayat tersebut.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Struktur Narasi Cerita Rakyat Dalam Kumpulan Hikayat Sa Ijaan Dan Ikan Todak

Banyak kemustahilan dalam teks Gatha, baik dari segi bahasa maupun cerita. Ketidakmungkinan berarti sesuatu yang tidak rasional atau tidak dapat diterima oleh akal. Misalnya, anak dilahirkan dengan pedang dan anak panah. Contoh lainnya adalah sang putri yang muncul dari gendang.

Cerita bersifat anonim, artinya nama narator atau penulis cerita tidak diketahui secara jelas. Sebab, tidak ada nama pengarang yang jelas dalam hikayat tersebut, cerita-cerita yang tercatat dalam hikayat tersebut juga diturunkan secara lisan dari orang ke orang.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Tokoh-tokoh dalam saga sering dikatakan memiliki kekuatan supernatural. Misalnya saja karakter Garuda yang mempunyai kemampuan menghancurkan kerajaan yang berhasil dikalahkan oleh Siah Perry. Contoh lainnya adalah raksasa yang memberikan sarung ajaib untuk berubah bentuk.

Tugas Cerpen Teks Hikayat Indera Bangsawan

Cerita-ceritanya seringkali berpusat pada istana, yaitu dengan tema dan latar belakang kerajaan. Tokoh-tokoh dalam saga biasanya adalah raja, putra raja, atau prajurit. Selanjutnya setting yang digunakan adalah negara yang diperintah oleh seorang raja atau istana dalam suatu kerajaan.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Cerita-ceritanya kuno, artinya menggunakan bahasa masa lalu. Bahasa yang digunakan dalam hikayat tersebut jarang atau lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Misalnya saja seperti

Penggambaran dan penulisan cerita dalam hikayat tidak jauh berbeda dengan hikayat atau hikayat negara lain. Elemen, cerita, dan segala sesuatu dalam saga ini mirip satu sama lain. Dengan demikian, Gatha menjadi suatu karangan sastra yang tetap atau tetap.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Contoh Teks Ulasan Film Singkat Beserta Strukturnya (2021)

Meski kecil kemungkinannya, hikayat biasanya mengandung pesan-pesan baik yang dapat dijadikan pelajaran bagi pembacanya. Cerita-cerita tersebut biasanya mengandung unsur pendidikan bahwa kita hendaknya berbuat baik, peduli terhadap sesama, saling menghormati dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Secara umum prosa kuno ini memuat tema-tema sejarah, religi, biografi, epik, dan cerita rakyat yang penuh keajaiban. Karena keragaman cerita tersebut, hikayat terbagi menjadi beberapa jenis, yang dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu sisi sejarah dan sisi tematik cerita.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Sebagian besar hikayat sering ditemukan dalam bahasa Melayu klasik, namun beberapa hikayat juga ditulis dalam bahasa lain. Nah, hal ini disebabkan hikayat-hikayat tersebut berasal dari banyak negara dengan bahasa, latar belakang agama, dan sejarah yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jika dilihat dari sejarahnya, hikayat terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

Analisis Stilistika Dalam Cerpen

Cerita Melayu biasanya kental dengan unsur religi Islam. Contoh hikayat Melayu seperti “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Indra Bangsawan”, “Hikayat Malim Demam” dan “Hikayat Si Miskin”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Ciri khas hikayat India adalah mempunyai unsur keagamaan yaitu Hindu. Kisah-kisah utama hikayat Hindu yaitu kisah “Sri Rama” dan “Matabhrato”. Seiring berjalannya waktu, kedua cerita ini berkembang menjadi hikayat lain seperti “Kisah Pandawa Lima”, “Kisah Perang Pandawa” dan “Kisah Bayan Buddhiman”.

Agama yang paling banyak tersebar di Arab dan Persia adalah Islam. Oleh karena itu, cerita-cerita yang dimunculkan pun bertema keislaman dan nilai-nilai keislaman. Beberapa contohnya adalah “Hikayat 1001 Malam”, “Hikayat Bachhatiar” dan “Hikayat Ameer Hamzah”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Pengertian Teks Eksposisi: Ciri Ciri, Struktur, Jenis, Dan Contohnya

Hikayat-hikayat Jawa mempunyai ciri-ciri, watak dan alur cerita yang serupa dengan hikayat-hikayat dari India dan Arab. Sebab, kebudayaan Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini pada akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh fabel Jawa adalah “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat Sekel Weneng Patti” dan “Hikayat Indra Jaya” yang berasal dari cerita Alingdharma.

Hikayat-hikayat ini sering kali bercerita tentang tokoh atau peristiwa sejarah. Meski menceritakan sejarah, hikayat tetaplah fiksi atau imajinasi penyair. Kisah-kisah hikayat ini biasanya berkaitan dengan kisah-kisah sejarah yang terjadi pada suatu waktu tertentu.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Selain itu, latar belakang peristiwa juga dapat disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Misalnya saja seperti “Hikayat Patani”, “Hikayat Hang Tuha” dan “Hikayat Raja-Raja Pasai”.

Naskah Hikayat Aceh Diusulkan Menjadi Memori Dunia

Biopik biasanya fokus pada satu karakter saja. Tokoh angkat dapat diambil dari tokoh nyata maupun fiktif. Meski begitu, ceritanya tentang kehidupan karakter ini. Misalnya seperti “Hikayat Abdullah” dan “Hikayat Indra Bangsawan”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Hikayat jenis ini menceritakan tentang tokoh agama, peristiwa keagamaan dan nilai-nilai kehidupan yang diajarkan agama. Misalnya saja seperti “Kisah Indra Putera”, “Kisah Miskin”, “Kisah 1001 Malam” dan “Kisah Bayan Budiman”.

Kisah-kisah insidentil menceritakan peristiwa besar yang terjadi, namun dengan tampilan keajaiban dan keajaiban yang dramatis. Misalnya saja seperti “Hikayat Raja-Raja Pasai” dan “Hikayat Tanjung Lesung”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Jual Buku Memahami Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel Kekhasan Konflik Novel The Kite Runner Karya Hiqma Nur Agustina

Hikayat ini menekankan pada cerita yang diceritakan, khususnya romansa. Biasanya hikayat ini juga disertai dengan latar belakang sejarah. Misalnya saja seperti “Kisah Malin Kundang” dan “Kisah Roro Jonggrang”.

Setelah kita memahami macam-macam hikayat, maka kita akan mengetahui bentuk-bentuk hikayat sebagaimana yang digambarkan. Simak penjelasannya dibawah ini ya.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Kisah ini diceritakan dengan baik. Umumnya cerita rakyat menceritakan tentang asal muasal suatu tempat atau benda. Misalnya saja yaitu “Kisah Warna Manyang”.

Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat Bahasa Indonesia [ringkasan]

Tambeh Gatha bercerita tentang pedoman hidup. Oleh karena itu, cerita-ceritanya seringkali mengandung pesan-pesan yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca. Misalnya saja seperti “Kisah Tambek Tujoh Blah”.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Chara merupakan salah satu bentuk fabel yang berfokus pada sosok yang mengagumkan. Bentuk hikayat ini juga tergolong dalam jenis hikayat biografi. Contohnya adalah Hikayat Indira Bangsavan.

Demikian pembahasan mengenai pengertian, nilai, ciri-ciri, jenis, bentuk dan contoh hikayat. Apakah sudah cukup jelas atau masih bingung?

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Unsur Intrinsik Hikayat Dan Ekstrinsiknya, Simak Perbedaan Dan Perannya

Saya harap itu cukup jelas, bukan? Jika kamu masih ingin mempelajari saga ini lebih jauh, yuk tonton video tutorial animasi beserta latihan soal dan rangkumannya di Ruangbelajar!

Penulis konten dan pelaku konten. Saya harap Anda menemukan tulisan saya dengan baik dan mempelajari satu atau dua hal! :Dhikayat merupakan cerita rakyat yang mempunyai nilai-nilai kehidupan. Apa perbedaan cerita pendek dan novel? Kita akan membahasnya pada artikel kali ini!

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Anda pasti pernah mendengar cerita Perang India. Terjadilah pertempuran antara keluarga Pandawa dan Kurwa memperebutkan kota Hastinapura. Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata, sebuah hikayat terkenal dari India.

Pemko Medan ::

Seperti halnya cerita pendek dan novel, saga terdiri dari prosa atau karya sastra yang berbentuk narasi dan tidak terikat rima. Hikayat merupakan cerita klasik Melayu yang menekankan unsur naratif yang diwakili oleh kekuatan gaib dan gaib para tokohnya. Melalui cerita, Anda bisa mempelajari nilai-nilai kehidupan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Misalnya saja kisah Mahabharata yang menceritakan kepada masyarakat untuk selalu berkata jujur, setia, bertanggung jawab, ikhlas dan menggali potensi yang ada pada diri masing-masing.

Dalam Gathas, cerita, karakter, dan latar keduanya mustahil. Dengan kata lain, cerita tersebut tidak logis dan tidak dapat diterima akal. Misalnya susu harimau yang bisa menyembuhkan sakit mata yang diderita seorang putri kerajaan.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Contoh Teks Hikayat Beserta Pengertian Dan Ciri Cirinya

Karakter saga biasanya memiliki kemampuan yang mirip dengan film superhero. Dalam cerita Mahabharata, ada tokoh Arjuna yang mempunyai kemampuan memanah rata-rata. Ada pula Gatotkaka, boneka Jawa yang bisa terbang tanpa menggunakan sayap.

Kebanyakan penulis Gathas tidak dikenal (gumnam). Cerita diturunkan secara lisan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Namun ada beberapa sumber yang mengungkapkan penulis cerita terkenal seperti Mahabharata adalah Vyasa Krishna Dwipayan, seorang India pada tahun 400 SM.

Contoh Teks Hikayat Singkat Beserta Strukturnya

Pertanyaan dan Jawaban Terkait contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya

  1. Contoh teks hikayat singkat beserta strukturnya brainly
  2. Jawaban:

    Hikayat Pengembara yang Lapar

    Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga Awang. Selama berada di perjalanan, ketiga saat itu membawa bekal makanan seperti susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.

    Sampai tepat di suatu hari, mereka berada di suatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun merasa lapar, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habis. Dan dihutan itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat di bawah pohon ara yang cukup rindang.

    Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapar begini, maka ayam panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya, Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat mengobati perut laparnya.

    Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.

    Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.

    Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan jatah makanannya itu. Nasi yang ada di dalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigit tubuh Kendi.

    Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekor ayam saja, kemudian ia membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian di dalam semak itu muncul 9 ayam jantan dan kemudian menyerangnya.

    Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegun sesaat dan ia merasa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati kedua temannya tersebut meninggal.

    Penjelasan:

    Unsur Intrinsik dalam hikayat Pengembara yang Lapar

    Terdiri atas:

    Tema : Serakah akan merugikanmu.

    Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.

    Setting/ Latar :

    ·         Setting Tempat : Dalam Hutan

    ·         Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan

    Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.

    Amanat :

    Jangan serakah, serakah akan merugikanmu

    Jadilah manusia yang secukupnya

  3. Struktur teks hikayat ? Berserta contoh teks tersebut!
  4. Struktur hikayat setidaknya dapat dilihat dari empat unsur, yaitu:
    a. Tema
    Dilihat dari isinya, tema hikayat pada pokoknya menyangkut soal kepercayaan, agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan, dan sosial. Hal itu terjadi karena hikayat –sebagai karya seni/sastra – merupakan cermin masyarakat pada waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengemukakan fakta-fakta, mengkritik, dan lain-lain.
    b. Penokohan
    Kedua, penokohan dalam hikayat erat kaitannya dengan alur dan peristiwaperistiwa. Hikayat tampaknya tidak jauh berbeda dengan roman. Dalam hikayat terdapat beberapa peristiwa yang pada dasarnya merupakan wadah pertentangan antara tokoh utama yang baik dan tokoh utama yang jahat. Biasanya yang baiklah yang mendapat kemenangan gemilang, sedangkan yang jahat dapat dikalahkan. Pada umumnya, tokoh utama berada di pihak yang benar, dan dengan kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu pertempuran atau perkelahian.
    c. Latar
    Unsur yang ada dalam hikayat adalah latar atau setting. Latar adalah lingkungan atau menyangkut aspek yang lebih luas. Latar, di samping sebagai tempat terjadinya peristiwa, juga bertalian dengan soal periode. Memahami latar hikayat tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.
    d. Sudut pandang
    Sudut pandang – untuk menceritakan suatu peristiwa, pengarang boleh memilih dari sudut mana ia akan menceritakan cerita itu. Apakah sebagai orang di luar saja atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu. Dalam kesastraan Indonesia sekurang-kurangnya ada lima macam pencerita, yaitu:
    1) tokoh utama menceritakan ceritanya sendiri,
    2) tokoh bawahan menuturkan cerita tokoh utama,
    3) pengarang pengamat, yang menuturkan ceritanya dari luar sebagai seorang observer,
    4) pengarang analitik, yang menuturkan cerita – tidak hanya sebagai seorang pengamat tetapi berusaha juga menyelami ke dalam, dan
    5) percampuran antara 1 dan 4, yakni suatu cara yang melaksanakan cakapan batin.

  5. teks hikayat beserta analisis strukturnya​
  6. Jawaban:

    Struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen,antara lain :

    1. Abstraksi

    Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.

    2. Orientasi

    Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan dengan hikayat tersebut.

    3. Komplikasi

    Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

    4. Evaluasi

    Konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut.

    5. Resolusi

    Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku.

    6. Koda

    Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

    Penjelasan:

    Semoga Membantu:)

  7. contoh teks hikayat singkat​
  8. Jawaban:

    Hikayat Antu Ayek

    Hikayat ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya.

    Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan.

    Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan.

    Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap.

    Akhirnya di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba.

    Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai.

    Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek.

    Pembahasan

    Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

    ────────────────

    Mr. Stronger!!

  9. Contoh teks hikayat singkat​
  10. Jawaban:

    Hikayat hang tuah singkat

    Hikayat Hang Tuah

    Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

    Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.

    Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

    Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

    Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

  11. buatlah contoh hikayat beserta ciri-ciri dan. struktur hikayat​
  12. Jawaban:

    PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

    Hatta maka berapa lamanya Masyuhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?”

    Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “ Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!”

    Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.”

    Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam.

    Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

    Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.

    Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.

    Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.

    Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

    Penjelasan:

  13. contoh cerita hikayat singkat beserta intrinsiknya​
  14. Penjelasan:

    Salah satu contoh cerita hikayat singkat yang seru dan menarik adalah Hikayat Malim Deman. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat dan menceritakan tentang seorang pemuda yatim piatu yang menikahi seorang bidadari. Berikut ini adalah ringkasan cerita dan unsur-unsur intrinsiknya:

    **Ringkasan Cerita**

    Malim Deman adalah seorang pemuda yatim piatu yang bekerja di ladang milik pamannya. Dia berteman baik dengan Mandeh Rubiah, seorang janda tua yang sering memberinya makanan. Suatu malam, saat Malim Deman merasa haus, dia mendengar suara perempuan dari kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah. Dia mendekati kolam tersebut dan melihat tujuh bidadari sedang mandi. Malim Deman terpesona oleh kecantikan mereka dan mengambil salah satu selendang milik bidadari bungsu. Bidadari bungsu tidak bisa kembali ke kayangan tanpa selendangnya, sehingga Malim Deman mengajaknya tinggal bersama Mandeh Rubiah. Bidadari bungsu kemudian menjadi istri Malim Deman dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang.

    Suatu hari, Malim Deman mendapat tawaran untuk berdagang di laut bersama pamannya. Dia meninggalkan istrinya dan anaknya di rumah Mandeh Rubiah. Namun, dalam perjalanan, kapal mereka diserang oleh bajak laut dan Malim Deman ditawan sebagai budak. Sementara itu, di rumah, Mandeh Rubiah meninggal dunia karena sakit. Bidadari bungsu dan Malin Kundang pun hidup miskin dan tersisihkan oleh masyarakat.

    Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Dia berkeinginan untuk mencari nafkah di laut seperti ayahnya. Dia pun berlayar dengan kapal dagang milik seorang saudagar kaya. Dalam perjalanannya, dia berhasil menjadi saudagar kaya dan terkenal. Dia juga menikahi seorang putri raja dari negeri seberang.

    Suatu hari, kapal Malin Kundang bersandar di pelabuhan kampung halamannya. Bidadari bungsu yang masih setia menunggu suaminya kembali, mendengar kabar bahwa anaknya telah menjadi saudagar kaya. Dia pun bergegas menuju pelabuhan untuk menemui anaknya. Namun, Malin Kundang malu mengakui ibunya yang miskin dan lusuh. Dia bahkan menghardik dan mengusir ibunya dari kapalnya. Bidadari bungsu sangat sedih dan marah atas perlakuan anaknya. Dia pun mengutuk anaknya menjadi batu.

    Tidak lama kemudian, badai besar menghantam kapal Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin Kundang terlempar ke pantai dan berubah menjadi batu sesuai kutukan ibunya.

    **Unsur-unsur Intrinsik**

    – Tema: Kasih sayang ibu kepada anaknya; kesetiaan istri kepada suaminya; kesombongan anak kepada ibunya.

    – Tokoh: Malim Deman (tokoh utama), Bidadari Bungsu (tokoh utama), Mandeh Rubiah (tokoh pendukung), Malin Kundang (tokoh utama), Saudagar Kaya (tokoh pendukung), Putri Raja (tokoh pendukung).

    – Penokohan:

    – Malim Deman: pemuda yatim piatu yang baik hati, pekerja keras, setia, dan berani.

    – Bidadari Bungsu: wanita cantik yang lembut, sabar, setia, dan penyayang.

    – Mandeh Rubiah: janda tua yang baik hati, murah hati, dan penyayang.

    – Malin Kundang: anak laki-laki yang tampan, cerdas, ambisius, sombong, dan durhaka.

    – Saudagar Kaya: pria kaya yang dermawan, bijaksana, dan menghargai orang lain.

    – Putri Raja: wanita cantik yang angkuh, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain.

    – Latar:

    – Tempat: ladang milik paman Malim Deman, rumah Mandeh Rubiah, kolam di belakang rumah Mandeh Rubiah, laut, pelabuhan kampung halaman Malim Deman.

    – Waktu: zaman dahulu kala.

    – Suasana: sedih, haru, bahagia, marah, takut.

    – Alur: alur maju (berdasarkan urutan waktu kejadian).

    – Amanat: kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, terutama ibu kita yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Kita juga harus setia dan bersyukur kepada pasangan kita yang telah mendampingi kita dalam suka dan duka. Kita tidak boleh sombong dan lupa diri karena harta dan kedudukan. Kita harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

  15. tolong berikan contoh teks hikayat singkat
  16. Hikayat Hang Tuah

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak dari Hang Mahmud. Mereka tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di sungai Duyung mendengar kabar Teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang sungguh besar, apalagi kita ini adalah orang miskin. Lebih mudah kita mencari pekerjaan disana.” Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh diatas kepala Hang Tuah.Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wewangian. 

    sekian

  17. Contoh Teks Hikayat beserta karakteristiknya
  18. HIKAYAT SRI RAMA

    Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi. Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar keberadaan Sita Dewi.

    Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang. Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik, tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.

    Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat dijerat orang.

    Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau dengan memberi anak itu sebuah cincin.

    Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.

    Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita Dewi.

    Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia pun mati.

    Sri Rama menyuruh Laksamana  mencari tempat yang tidak terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat itu.

    Unsur-unsur intrinsik Hikayat Sri Rama:

    Tema: Kesetiaan dan pengorbanan

    bukti: Para patik Sri Rama berani berkorban nyawa demi membantu Sri Rama yang sedang kesulitan mencari Sita Dewi. Mereka bakti akan perintah Sri Rama dengan menunujukkan kesetiaan mereka pada Sri Rama.

    Alur: Maju

    bukti: Sri Rama mencari Sita Dewi yang dibawa lari oleh Maharaja Rawana. Dia berhasil menemukan petunjuk tentang keberadaan Sita Dewi saat bertemu dengan Jentayu. Namun, Jentayu mati setelah menceritakan tentang pertarungannya melawan Maharaja rawana. Mayat Jentayu dibakar di atas tangan Sri Rama.

  19. contoh teks hikayat beserta analisisnya​
  20. Jawaban:

    Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.

    Hikayat berdasarkan fase historis dibagi menjadi tiga, yaitu:

    1. Hikayat berunsur Hindu: hikayat yang berinduk dari Hikayat Sri Rama dan Mahabbhrata lalu dikembangkan

    menjadi hikayat lain, contohnya Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama.

    2. Hikayat berunsur Hindu-Islam: hikayat yang berasal dari tradisi Hindu yang kemudian disesuaikan dengan unsur-

    unsur Islam, contohnya Hikayat Jaya Lengkara, Hikayat Inderaputera.

    3. Hikayat berunsur Islam: hikayat yang berasal dari tradisi sastra Arab-Persia, contohnya Hikayat 1001 Malam dan

    Hikayat Qamar al-Zaman.

    Contoh teks hikayat singkat abu nawas

    Suatu hari Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas begitu saja untuk menemukan emas dan permata.

    Namun, ternyata emas dan permata yang katanya berada di dalam tanah milik Abu Nawas hanyalah rumor.

    Setelah tidak menemukan emas dan permata, Baginda Raja bukannya meminta maaf dan mengganti kerugian, tetapi malah pergi begitu saja.

    Abu Nawas pun marah dan ingin balas dendam.

    Saat sedang makan bersama istrinya, dia menemukan seekor lalat di meja makan dan dia pun tertawa karena menemukan ide untuk balas dendam.

    Kepada Baginda Raja, Abu Nawas mengaku hendak melaporkan perlakuan tamu tidak diundang.

    “Siapakah tamu tidak diundang itu?” tanya Baginda.

    “Lalat-lalat ini, tuanku,” kata Abu Nawas yang membawa lalat di atas piring yang tertutup tudung saji.

    Abu Nawas pun meminta izin untuk mengusir lalat-lalat itu.

    Baginda Raja yang sedang berkumpul bersama para menteri pun langsung memerintahkan Abu Nawas mengusir lalat itu.

    Bermodalkan tongkat besi, Abu Nawas pun mengejar dan memukuli lalat itu hingga vas bunga, patung hias, dan perabotan istana hancur dibuatnya.

    Akhirnya Baginda Raja menyadari kekeliruannya.

    Abu Nawas yang puas memberikan pelajaran pada Baginda Raja pun meminta izin pulang.


Jika Anda memperhatikan, kembali cerita

Contoh Hikayat Dan Analisis Strukturnya

Teks anekdot singkat beserta strukturnya, contoh teks hasil observasi beserta strukturnya, contoh teks laporan hasil observasi beserta strukturnya, contoh teks observasi beserta strukturnya, teks hasil observasi beserta strukturnya, contoh teks eksposisi singkat beserta strukturnya, teks anekdot lucu beserta strukturnya, contoh teks eksplanasi banjir beserta strukturnya, contoh teks cerita sejarah singkat beserta strukturnya, contoh teks anekdot singkat beserta strukturnya, contoh teks negosiasi singkat beserta strukturnya, contoh teks laporan hasil observasi beserta strukturnya singkat